Jawaban Cepat dan tertulis dari
Syaikhunal Fadhil Abdulloh Al Iryani
atas pertanyaan Akhunal Fadhil Abu Saif Mufti
Al Indonesi
-hafizhahumalloh-
Diterjemahkan Oleh
Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya
Al Qudsi Al Indonesi
-afallohu 'anhu-
Di Markiz Induk Pusat Dakwah Salafiyyah
yang Murni Sedunia
Darul Hadits Dammaj Yaman
-harosahalloh-
بسم الله الرحمن الرحيم
Muqoddimah
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن واله, أما بعد:
Pada tanggal 18 Dzul Hijjah 1429 H, datanglah Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryani -hafizhahulloh- (pemegang markiz Yafi') ke markiz induk Dakwah Salafiyyah se-Yaman Darul Hadits Dammaj -harosahalloh-. Akhunal Fadhil Abu Saif Mufti Al Indonesy -hafizhahulloh- sesuai dengan firman Alloh ta'ala:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ [النحل/43]
"Maka bertanyalah kepada ulama jika kalian tidak mengetahui." (QS An Nahl 43)
beliau bertanya kepada Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- tentang beberapa kesalahan dan kejahatan Luqman Ba Abduh sebagaimana yang ada di dalam kaset ceramahnya, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. namun karena sempitnya kesempatan Asy Syaikh Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- dalam kunjungan kali ini, maka beliau hanya menjawab beberapa poin saja yaitu:
1- Perkataan Luqman: "Padahal kedua Syaikh ini luar biasa pembelaannya terhadap manhaj dakwah Ahlussunnah menentang Ahlul Batil, memiliki musuh-musuh Islam Shufi, Surury dan dan dan yang lainnya"
2- Pelecehan Luqman terhadap para masyayikh Darul Hadits Dammaj, dengan ucapannya, "Kemudian Muhsin mendatangkan sesuatu yang sangat menggelikan di akhir disebutkan dalam lembaran itu yang menyatakan bahwa Syaikh Yahya tidak didukung oleh para ulama itu pendusta, membolak-balikkan fakta. Di dukung juga disebutkan sama Muhsin. Ini rata-rata yang disebutkan Muhsin rata-rata teman saya belajar di Dammaj kok tiba-tiba muncul syaikh-syaikh baru. Sekarang mana itu nama-nama Syaikh besar? … Nama-nama yang disebutkan Abu Hazim tidak ada satupun yang telah disebutkan syaikh Muqbil dalam wasiatnya. ... Dari deretan-deretan itu tidak ada satupun ulama’ tersebut. Ana lihat ini pembodohan, ketika ana di telpon ustadz Abdul Jabbar dia berkata itu ada syaikh-syaikh baru yang menggelikan sekali."
3- Perkataan Luqman: "Hadza al Imam al Barbahari dikatakan hadza Imam indahu naz’ah takfiriyah indahu shofahat, Allohu akbar. Imam al Barbahari penulis kitab Syarhus sunnah yang kitab ini turun temurun di syarah oleh para ulama’ dinyatakan punya pemikiran takfir dia punya penyimpangan-penyimpangan, buktikan! Kita ini para tholabul ilmi bukan orang pasar, ada takfir hat buktinya? Siapa pendahulunya ente (syaikh Yahya)?"
4- Perkataan Luqman: "Dia (Syaikh Yahya) menuduh seorang mufti ditelevisi ‘Adn. Seorang mufti ‘Adn namanya ‘Ali Bawaih ‘Ali Bawaih, ini mufti televisi ‘Adn, dia hizbi ... Dinyatakan oleh al Hajuri hadza ‘Ali Bawaih Luthiyun, yu’ta kama tu’ta al mar’ah. Di majelis ini. Ini seorang luthi digauli seperti digaulinya perempuan."
5- Perkataan Luqman: "Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab sudah mengatakan : “Kadzab, kadzab, kadzab, ya’balloh illa an yath maha rojul ‘ala haqoqotihi, ini Kadzab, kadzab, kadzab, kecuali Alloh akan bongkar."
6- Perkataan Luqman: "Alhamdulillah masyayikh di Yaman bersatu, terakhir ana ditelpon ikhwah dari dammaj, alhamdulillah dia masih baik, dia mengatakan bahwa al Hajuri berkata di atas mimbar, “hatta walau ijtama’a kullum man fiddunya la ubali” walaupun kalau seluruh yang ada di dunia bersatu ana tidak perduli."
7- Tanggapan secara umum terhadap berita-berita dusta Luqman dan tuduhan bohongnya.
Maka Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- menjawab dengan cepat secara tertulis, sebagaimana yang akan disebutkan oleh Akhunal Fadhil Abu Saif Mufti Al Indonesy -hafizhahulloh-:
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن واله, أما بعد:
Ini adalah bantahan terhadap Luqman Ba Abduh –hadahulloh- (atas pelecehannya terhadap Syaikhuna Yahya bin Ali Al Hajury -hafizhahulloh-), yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh-, dengan permintaan dari sebagian Ikhwah Indonesiyyin pada malam Selasa bertepatan dengan tanggal 18 Dzul Hijjah 1429 H, pada saat beliau berziaroh ke Darul Hadits Dammaj -harosahalloh-. Semoga Alloh membalas beliau dengan kebaikan, dan kami mohon pada Alloh untuk memberkahi ilmu beliau.
Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- menjawab:
1- Perkataan Luqman: "Padahal kedua Syaikh ini luar biasa pembelaannya terhadap manhaj dakwah Ahlussunnah menentang Ahlul Batil, memiliki musuh-musuh Islam Shufi, Surury dan dan dan yang lainnya)
Ini termasuk ghuluw (sikap yang berlebihan). Manakah bantahan-bantahan mereka yang tertulis yang diarahkan kepada hizbiyyin di dalam fitnah Abul Hasan atau Al Bakri dan lain-lain yang para Masyayikh Yaman telah menerangkan keadaan mereka. Bahkan dulunya Syaikh Yahya -hafizhahulloh- pada banyak kejadian meminta Abdurrohman untuk berbicara tentang orang-orang yang mengikutinya yang mencerca Dammaj dan mencaci Syaikh Yahya, pada saat berlangsungnya fitnah Abul Hasan yang dahsyat seperti onta jantan. Tapi ternyata Abdurrohman bersikap sebagai "mukhodzdzil" (orang yang tak mau membantu dan menolong). Kesimpulannya adalah: tidak didapati pada Abdurrohman sikap dan bantahan-bantahan yang nampak, lebih-lebih lagi untuk dikatakan "luar biasa pembelaannya terhadap manhaj dakwah Ahlussunnah. Barangkali ini hanya ada di dalam gambaran benak Luqman, karena tidak ada hal itu di dalam kenyataan.
2- Perkataan Luqman: "Rata-rata teman saya belajar di Dammaj kok tiba-tiba muncul syaikh-syaikh baru"
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ [الجمعة/4]
"Itu adalah karunia Alloh yang diberikan-Nya kepada siapapun yang dikehendaki-Nya." (QS Al Jum'ah 4)
Maka penuntut ilmu yang bertaqwa, bersih, bersemangat, bersungguh-sungguh akan bisa menjadi seorang syaikh dengan tetap senantiasa menuntut ilmu. Adapun seperti Luqman jauh sekali kemungkinannya.
"Barangsiapa mencari ketinggian tanpa jerih payah, dia akan memperolehnya jika burung gagak telah beruban."
Kemudian juga, sama saja apakah seseorang itu syaikh ataukah penuntut ilmu, silakan kamu namai sesukamu. Mereka tidak berdiam diri dari hizbiyyah Abdurrohman, penyelewengan dan fanatisme para pengikutnya, karena hal itu adalah kejadian yang nyata dan tidak mungkin diingkari.
3- Adapun perkataan tentang Al Barbahary, silakan rujuk kembali muqoddimah dari Syaikh Ar Rodady di dalam ta'liq beliau terhadap "Syarhus Sunnah"(1)
4- Tentang kasus Ba Ruwais –yang Luqman tanpa tabayyun menamainya dengan "Ba Waih"- (pent.), salah seorang penuntut ilmu telah membantahnya dalam kasus Nu'man Al Watar, dengan judul "Al Qoulul Jali 'alan Nu'man Al Muftari"(2)
5- Dan ini(3) menunjukkan bahwasanya hizbiyyah yang baru ini berjalan di atas jalan hizbiyyah yang terdahulu, dan bercabang dari pelaku hizbiyyah yang terdahulu.
"Maka tongkat ini asalnya adalah dari tongkat kecil itu,
dan tidaklah seekor ular melahirkan kecuali ular kecil (ular juga)"
6- Perkataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al Wushobi -waffaqahulloh- : "Kadzdzab .." merupakan perkataan yang tidak pada tempatnya. Dan Syaikhuna Yahya -hafizhahulloh- telah membantahnya di dalam kaset-kaset beliau.
7- Perkataanmu: "Pendapat Masyasyikh di Yaman itu satu."
Memang benar. Mereka satu pendapat bahwasanya Abdurrohman itu terjatuh di dalam kesalahan-kesalahan. Tapi mereka berselisih pendapat di dalam penggolongan kesalahan-kesalahan tadi. Dan telah masyhur dari Syaikh Abdul 'Aziz Al Buro'i -hafizhahulloh- bahwasanya beliau berkata,"Kami tidak mengingkari orang yang berkata bahwa Abdurrohman Al 'Adni itu hizbi, karena dia itu mengikuti orang alim".(4)
Kemudian pendapat mereka itu satu, bahwasanya mereka tidak menyetujui sikap Syaikh Muhammad (bin Abdul Wahhab Al Wushobi -waffaqahulloh-) tentang perkataannya tentang Syaikh Yahya -hafizhahulloh-.
Kemudian pendapat mereka itu satu di dalam "Bayan" mereka yang pertama, bahwasanya Syaikh Yahya -hafizhahulloh- itu berbicara berdasarkan nasihat dan kecemburuan.
Kemudian kami mendapati dari orang-orang yang fanatik terhadap Abdurrohman, perkara yang kami ketahui dari hizbiyyah-hizbiyyah yang telah lewat, seperti pemutarbalikan fakta, kedustaan, makar, penipuan, pengkaburan. Dan ini merupakan bagian dari pondasi-pondasi hizbiyyah sebagaimana yang kami pelajari dari Asy Syaikh Muqbil -rahimahulloh-.
Dan kami dapati dari mereka juga adanya wala dan baro' yang sempit dan tercela, dan inilah dia hizbiyyah itu, sebagaimana kata Asy Syaikh Muqbil -rahimahulloh-.
Maka keadaan para Masyayikh -hafizhahumulloh- yang tidak mendapati perkara yang kami hadapi tersebut, dan belum jelasnya bagi mereka keadaan hizbiyyin baru tadi, maka akan menjadi jelas bagi mereka insya Alloh. dan tidaklah kami bersaksi kecuali dengan apa yang kami saksikan.
Kemudian sebagian masyayikh belakangan ini telah menyebutkan pada sebagian para pengunjung dari penduduk 'Adn, bahwasanya "Andaikata bukan karena kejadian ini adalah fitnah, niscaya kami akan mengatakan bahwa ini adalah hizbiyyah."
Kemudian apakah kalian memiliki kesiapan untuk menerima perkataan para Masyayikh jika mereka telah berkata dengan terang bahwasanya ini adalah hizbiyyah, kalian mau meninggalkan hizbiyyah tadi dan berlepas diri darinya? Ataukah manhaj kalian seperti manhaj Abdurrohman Al 'Adni yang merendahkan Masyayikh Yaman dan menjadikan orang-orang merasa tidak butuh kepada mereka. Dan dia berkata bahwasanya dia tidak mendapati pada dirinya kesiapan untuk menerima bayan (penjelasan) dan ucapan mereka.(5) Alangkah jengkelnya aku terhadap pendidikan hizbiyyah ini.
Dan sebagian Masyayikh Yaman telah menyebutkan bahwa bentuk lahiriyyah dari perbuatan para muta'ashshibin itu tadi adalah menarik karpet lantai yang ada di bawah Masyayikh Yaman, dan menghilangkan sikap merujuk pada mereka(6). Wallohul musta'an.
Aku (Abdulloh) katakan: Para muta'ashshibin tadi memasuki hizbiyyah melalui pintu yang paling busuk. Adapun kedustaan-kedustaan yang dibikin-bikin oleh Luqman dan yang lainnya, mereka akan mereguk kepahitannya walaupun suatu saat nanti (bukan sekarang), karena sesungguhnya Alloh itu menunda tapi tidak mengabaikan. Maka janganlah kalian merasa futur (lemah semangat) karena kesabaran Alloh terhadap mereka. Dan kami berwasiat pada mereka untuk bertobat pada Alloh, karena tobat itu lebih baik daripada berlama-lama di dalam kebatilan.
(selesai perkataan beliau -hafizhahulloh-)
(teriring ungkapan syukur kepada Alloh ta'ala atas taufiq dan seluruh pertolongan-Nya pada kami semua. Tanpa-Nya tak mungkin seluruh kebaikan ini terwujud. Kemudian syukur kami kepada Akhuna Abu Saif Mufti Al Jombangi -hafizhahulloh- atas upayanya untuk mengembalikan problematika umat kepada Al Qur'an, dan As Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah, dan merujuk kepada nasihat para ulama yang didukung dengan hujjah, bukan dengan taqlid. Juga syukur kepada Al Ikhwah Abu Sholih Mushlih, Abu Yusuf Al Amboni dan Abu Dujanah Amin Al Amboni serta Abul Fida' Hisyam Al Malizi -hafizhahumulloh- atas seluruh bantuan yang mereka berikan. Jazahumullohu khoiron. Semoga jadi bagian dari amalan mereka yang sholih dan jihad fi sabilillah. (dari penerjemah))
(Naskah dengan bahasa Arob):
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن واله, أما بعد:
هذه الردود على لقمان باعبده – هداه الله- في احتقاراته على شيخنا يحيى بن علي الحجوري حفظه الله, كتبها الشيخ الفاضل الباحث أبو عبد الرحمن عبد الله بن أحمد الإرياني - حفظه الله- بطلب بعض الإخوة الإندونيسيين في ليلة الثلاثاء الموافق 18 ذو الحجة 1429 في زيارته دار الحديث بدماج. فجزاه الله خيرا ونسأل الله أن يبارك في علمه.
قال الشيخ عبد الله الإرياني - حفظه الله-:
1- قول لقمان: (مع أن هذين الشيخين (ابني مرعي) دَفعا عن منهج دعوة أهل السنة وضدّا أهل الباطل فوق مستوى العادة، ولهما أعداء من الصوفية والسرورية وغيرهم!!!),
هذا من "الغلو", فأين ردودهم المكتوبة, تجاه الحزبيين في فتنة أبي الحسن أو البكري وغيرهم من الذين بين أحوالهم مشايخ اليمن. بل كان يطلب الشيخ يحيى - حفظه الله- من عبد الرحمن بالعدني في مواطن كثيرة أن يتكلم في الذين يتشبعون به في الطعن في الدماج والشيخ يحيى - حفظه الله- فترة فتنة أبي الحسن- فإذا به يقف موقف المخذِّل.
والحاصل لا توجد مواقف ولا ردود (مشرفة) فضلا أن يقال "دَفعا عن منهج دعوة أهل السنة وضدّا أهل الباطل فوق مستوى العادة". فلعل هذا في تصور لقمان لعدم وجوده في الواقع.
2- قوله (إنما هم زملائي طلبة العلم في دماج ثم الآن أصبحوا مشايخ جدد...),
ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء, فالطالب التقي الزكي الحريص المجتهد يصير شيخا مع استمرار الطلب, أما مثل لقمان فهيهات!
فمن طلب العلا من غير كد === سيدركه إذا شاب الغراب
ثم سواء كانوا مشايخ أو طلاب علم سمهم ما شئت لكنهم لم يسكتوا عن حزبية عبد الرحمن وانحراف وتعصب أصحابه لأن ذلك واقع لا يمكن إنكاره.
3- قوله في البربهاري, يراجع مقدمة الردادي في التعليق على شرح السنة.
4- قضية بارويس, قد رد عليها في قضية نعمان الوتر أحد طلاب العلم بعنوان (القول الجلي في الرد على الوتر المفتري).
5- وذلك يدل على أن الحزبية الجديدة تسير على طريقة الحزبية القديمة وتتفرع من أهلها.
فتلك العصا من تلك العصية=== ولا تلد الحية إلا حوية
6- قول الشيخ محمد بن عبد الوهاب الوصابي وفقه الله: كذاب..., ليس في محله. وقد رد عليه شيخنا يحيى - حفظه الله- في أشرطته.
7- قولك (كلمة المشايخ في اليمن واحدة), نعم, واحدة على أن عبد الرحمن وقع في الأخطاء واختلفوا في تصنيف هذه الأخطاء لكن قد اشتهر عن الشيخ عبد العزيز البرعي - حفظه الله- أنه قال: لا ننكر على من قال إن عبد الرحمن العدني حزبي لأنه متبع لعالم.
ثم كلمتهم واحدة في أنهم لا يوافقون الشيخ محمدا على كلامه في الشيخ يحيى - حفظه الله-.
ثم كلمتهم واحدة كما في بيانهم الأول أن الشيخ يحيى يتكلم عن نصح وغيرة.
ثم نحن قد وجدنا من المتعصبين لعبد الرحمن العدني ما عرفناه من الحزبيات الماضية كقلب الحقائق والكذب والمكر والخداع والتلبيس وهذه من أركان الحزبية كما تعلمنا من الشيخ مقبل رحمه الله.
ووجدنا أيضا ولاء وبراء ضيقا مذموما وهذه هي الحزبية كما قال الشيخ مقبل رحمه الله.
فكون المشايخ - حفظهم الله تعالى- ما وجدوا الذي نعانيه ولم يتبين لهم حال الحزبيين الجدد, فسيتضح لهم إن شاء الله, وما شهدنا إلا بما علمنا.
ثم قد ذكر بعض المشايخ مؤخرا لبعض الزوار العدنيين أنها لولا أنها فتنة لقلنا إنها حزبية.
ثم هل عندكم استعداد على قبول كلام المشايخ إذا أفصحوا بأنها حزبية أن تتركوها وتتبرؤوا منها؟! أم أن منهجكم كمنهج عبد الرحمن العدني الذي يحقر من مشايخ اليمن ويزهّد فيهم ويقول أنه لا يوجد عنده استعداد لقبول بيانهم وكلامهم؟! أف لهذه التربية الحزبية.
وقد ذكر بعض مشايخ اليمن أن ظاهر صنيع المتعصبين سحب البساط من مشايخ السنة في اليمن, وإلغاء المرجعية عنهم, والله المستعان.
قلت (عبد الله): المتعصبون دخلوا الحزبية من أنتن أبوابها. وأما افتراءات لقمان وغيره فسيتجرعون مرارتها ولو بعد حين, فإن الله يمهل ولا يهمل فلا يغتروا بحلم الله عنهم فنوصيهم بالتوبة فهي خير لهم من التمادي في الباطل. (انتهى كلامه - حفظه الله-)
Syaikhunal Fadhil Abdulloh Al Iryani
atas pertanyaan Akhunal Fadhil Abu Saif Mufti
Al Indonesi
-hafizhahumalloh-
Diterjemahkan Oleh
Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya
Al Qudsi Al Indonesi
-afallohu 'anhu-
Di Markiz Induk Pusat Dakwah Salafiyyah
yang Murni Sedunia
Darul Hadits Dammaj Yaman
-harosahalloh-
بسم الله الرحمن الرحيم
Muqoddimah
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن واله, أما بعد:
Pada tanggal 18 Dzul Hijjah 1429 H, datanglah Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryani -hafizhahulloh- (pemegang markiz Yafi') ke markiz induk Dakwah Salafiyyah se-Yaman Darul Hadits Dammaj -harosahalloh-. Akhunal Fadhil Abu Saif Mufti Al Indonesy -hafizhahulloh- sesuai dengan firman Alloh ta'ala:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ [النحل/43]
"Maka bertanyalah kepada ulama jika kalian tidak mengetahui." (QS An Nahl 43)
beliau bertanya kepada Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- tentang beberapa kesalahan dan kejahatan Luqman Ba Abduh sebagaimana yang ada di dalam kaset ceramahnya, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. namun karena sempitnya kesempatan Asy Syaikh Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- dalam kunjungan kali ini, maka beliau hanya menjawab beberapa poin saja yaitu:
1- Perkataan Luqman: "Padahal kedua Syaikh ini luar biasa pembelaannya terhadap manhaj dakwah Ahlussunnah menentang Ahlul Batil, memiliki musuh-musuh Islam Shufi, Surury dan dan dan yang lainnya"
2- Pelecehan Luqman terhadap para masyayikh Darul Hadits Dammaj, dengan ucapannya, "Kemudian Muhsin mendatangkan sesuatu yang sangat menggelikan di akhir disebutkan dalam lembaran itu yang menyatakan bahwa Syaikh Yahya tidak didukung oleh para ulama itu pendusta, membolak-balikkan fakta. Di dukung juga disebutkan sama Muhsin. Ini rata-rata yang disebutkan Muhsin rata-rata teman saya belajar di Dammaj kok tiba-tiba muncul syaikh-syaikh baru. Sekarang mana itu nama-nama Syaikh besar? … Nama-nama yang disebutkan Abu Hazim tidak ada satupun yang telah disebutkan syaikh Muqbil dalam wasiatnya. ... Dari deretan-deretan itu tidak ada satupun ulama’ tersebut. Ana lihat ini pembodohan, ketika ana di telpon ustadz Abdul Jabbar dia berkata itu ada syaikh-syaikh baru yang menggelikan sekali."
3- Perkataan Luqman: "Hadza al Imam al Barbahari dikatakan hadza Imam indahu naz’ah takfiriyah indahu shofahat, Allohu akbar. Imam al Barbahari penulis kitab Syarhus sunnah yang kitab ini turun temurun di syarah oleh para ulama’ dinyatakan punya pemikiran takfir dia punya penyimpangan-penyimpangan, buktikan! Kita ini para tholabul ilmi bukan orang pasar, ada takfir hat buktinya? Siapa pendahulunya ente (syaikh Yahya)?"
4- Perkataan Luqman: "Dia (Syaikh Yahya) menuduh seorang mufti ditelevisi ‘Adn. Seorang mufti ‘Adn namanya ‘Ali Bawaih ‘Ali Bawaih, ini mufti televisi ‘Adn, dia hizbi ... Dinyatakan oleh al Hajuri hadza ‘Ali Bawaih Luthiyun, yu’ta kama tu’ta al mar’ah. Di majelis ini. Ini seorang luthi digauli seperti digaulinya perempuan."
5- Perkataan Luqman: "Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab sudah mengatakan : “Kadzab, kadzab, kadzab, ya’balloh illa an yath maha rojul ‘ala haqoqotihi, ini Kadzab, kadzab, kadzab, kecuali Alloh akan bongkar."
6- Perkataan Luqman: "Alhamdulillah masyayikh di Yaman bersatu, terakhir ana ditelpon ikhwah dari dammaj, alhamdulillah dia masih baik, dia mengatakan bahwa al Hajuri berkata di atas mimbar, “hatta walau ijtama’a kullum man fiddunya la ubali” walaupun kalau seluruh yang ada di dunia bersatu ana tidak perduli."
7- Tanggapan secara umum terhadap berita-berita dusta Luqman dan tuduhan bohongnya.
Maka Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- menjawab dengan cepat secara tertulis, sebagaimana yang akan disebutkan oleh Akhunal Fadhil Abu Saif Mufti Al Indonesy -hafizhahulloh-:
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن واله, أما بعد:
Ini adalah bantahan terhadap Luqman Ba Abduh –hadahulloh- (atas pelecehannya terhadap Syaikhuna Yahya bin Ali Al Hajury -hafizhahulloh-), yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh-, dengan permintaan dari sebagian Ikhwah Indonesiyyin pada malam Selasa bertepatan dengan tanggal 18 Dzul Hijjah 1429 H, pada saat beliau berziaroh ke Darul Hadits Dammaj -harosahalloh-. Semoga Alloh membalas beliau dengan kebaikan, dan kami mohon pada Alloh untuk memberkahi ilmu beliau.
Asy Syaikh Al Fadhil Al Hafizh Abu Abdirrohman Abdulloh bin Ahmad Al Iryany -hafizhahulloh- menjawab:
1- Perkataan Luqman: "Padahal kedua Syaikh ini luar biasa pembelaannya terhadap manhaj dakwah Ahlussunnah menentang Ahlul Batil, memiliki musuh-musuh Islam Shufi, Surury dan dan dan yang lainnya)
Ini termasuk ghuluw (sikap yang berlebihan). Manakah bantahan-bantahan mereka yang tertulis yang diarahkan kepada hizbiyyin di dalam fitnah Abul Hasan atau Al Bakri dan lain-lain yang para Masyayikh Yaman telah menerangkan keadaan mereka. Bahkan dulunya Syaikh Yahya -hafizhahulloh- pada banyak kejadian meminta Abdurrohman untuk berbicara tentang orang-orang yang mengikutinya yang mencerca Dammaj dan mencaci Syaikh Yahya, pada saat berlangsungnya fitnah Abul Hasan yang dahsyat seperti onta jantan. Tapi ternyata Abdurrohman bersikap sebagai "mukhodzdzil" (orang yang tak mau membantu dan menolong). Kesimpulannya adalah: tidak didapati pada Abdurrohman sikap dan bantahan-bantahan yang nampak, lebih-lebih lagi untuk dikatakan "luar biasa pembelaannya terhadap manhaj dakwah Ahlussunnah. Barangkali ini hanya ada di dalam gambaran benak Luqman, karena tidak ada hal itu di dalam kenyataan.
2- Perkataan Luqman: "Rata-rata teman saya belajar di Dammaj kok tiba-tiba muncul syaikh-syaikh baru"
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ [الجمعة/4]
"Itu adalah karunia Alloh yang diberikan-Nya kepada siapapun yang dikehendaki-Nya." (QS Al Jum'ah 4)
Maka penuntut ilmu yang bertaqwa, bersih, bersemangat, bersungguh-sungguh akan bisa menjadi seorang syaikh dengan tetap senantiasa menuntut ilmu. Adapun seperti Luqman jauh sekali kemungkinannya.
"Barangsiapa mencari ketinggian tanpa jerih payah, dia akan memperolehnya jika burung gagak telah beruban."
Kemudian juga, sama saja apakah seseorang itu syaikh ataukah penuntut ilmu, silakan kamu namai sesukamu. Mereka tidak berdiam diri dari hizbiyyah Abdurrohman, penyelewengan dan fanatisme para pengikutnya, karena hal itu adalah kejadian yang nyata dan tidak mungkin diingkari.
3- Adapun perkataan tentang Al Barbahary, silakan rujuk kembali muqoddimah dari Syaikh Ar Rodady di dalam ta'liq beliau terhadap "Syarhus Sunnah"(1)
4- Tentang kasus Ba Ruwais –yang Luqman tanpa tabayyun menamainya dengan "Ba Waih"- (pent.), salah seorang penuntut ilmu telah membantahnya dalam kasus Nu'man Al Watar, dengan judul "Al Qoulul Jali 'alan Nu'man Al Muftari"(2)
5- Dan ini(3) menunjukkan bahwasanya hizbiyyah yang baru ini berjalan di atas jalan hizbiyyah yang terdahulu, dan bercabang dari pelaku hizbiyyah yang terdahulu.
"Maka tongkat ini asalnya adalah dari tongkat kecil itu,
dan tidaklah seekor ular melahirkan kecuali ular kecil (ular juga)"
6- Perkataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al Wushobi -waffaqahulloh- : "Kadzdzab .." merupakan perkataan yang tidak pada tempatnya. Dan Syaikhuna Yahya -hafizhahulloh- telah membantahnya di dalam kaset-kaset beliau.
7- Perkataanmu: "Pendapat Masyasyikh di Yaman itu satu."
Memang benar. Mereka satu pendapat bahwasanya Abdurrohman itu terjatuh di dalam kesalahan-kesalahan. Tapi mereka berselisih pendapat di dalam penggolongan kesalahan-kesalahan tadi. Dan telah masyhur dari Syaikh Abdul 'Aziz Al Buro'i -hafizhahulloh- bahwasanya beliau berkata,"Kami tidak mengingkari orang yang berkata bahwa Abdurrohman Al 'Adni itu hizbi, karena dia itu mengikuti orang alim".(4)
Kemudian pendapat mereka itu satu, bahwasanya mereka tidak menyetujui sikap Syaikh Muhammad (bin Abdul Wahhab Al Wushobi -waffaqahulloh-) tentang perkataannya tentang Syaikh Yahya -hafizhahulloh-.
Kemudian pendapat mereka itu satu di dalam "Bayan" mereka yang pertama, bahwasanya Syaikh Yahya -hafizhahulloh- itu berbicara berdasarkan nasihat dan kecemburuan.
Kemudian kami mendapati dari orang-orang yang fanatik terhadap Abdurrohman, perkara yang kami ketahui dari hizbiyyah-hizbiyyah yang telah lewat, seperti pemutarbalikan fakta, kedustaan, makar, penipuan, pengkaburan. Dan ini merupakan bagian dari pondasi-pondasi hizbiyyah sebagaimana yang kami pelajari dari Asy Syaikh Muqbil -rahimahulloh-.
Dan kami dapati dari mereka juga adanya wala dan baro' yang sempit dan tercela, dan inilah dia hizbiyyah itu, sebagaimana kata Asy Syaikh Muqbil -rahimahulloh-.
Maka keadaan para Masyayikh -hafizhahumulloh- yang tidak mendapati perkara yang kami hadapi tersebut, dan belum jelasnya bagi mereka keadaan hizbiyyin baru tadi, maka akan menjadi jelas bagi mereka insya Alloh. dan tidaklah kami bersaksi kecuali dengan apa yang kami saksikan.
Kemudian sebagian masyayikh belakangan ini telah menyebutkan pada sebagian para pengunjung dari penduduk 'Adn, bahwasanya "Andaikata bukan karena kejadian ini adalah fitnah, niscaya kami akan mengatakan bahwa ini adalah hizbiyyah."
Kemudian apakah kalian memiliki kesiapan untuk menerima perkataan para Masyayikh jika mereka telah berkata dengan terang bahwasanya ini adalah hizbiyyah, kalian mau meninggalkan hizbiyyah tadi dan berlepas diri darinya? Ataukah manhaj kalian seperti manhaj Abdurrohman Al 'Adni yang merendahkan Masyayikh Yaman dan menjadikan orang-orang merasa tidak butuh kepada mereka. Dan dia berkata bahwasanya dia tidak mendapati pada dirinya kesiapan untuk menerima bayan (penjelasan) dan ucapan mereka.(5) Alangkah jengkelnya aku terhadap pendidikan hizbiyyah ini.
Dan sebagian Masyayikh Yaman telah menyebutkan bahwa bentuk lahiriyyah dari perbuatan para muta'ashshibin itu tadi adalah menarik karpet lantai yang ada di bawah Masyayikh Yaman, dan menghilangkan sikap merujuk pada mereka(6). Wallohul musta'an.
Aku (Abdulloh) katakan: Para muta'ashshibin tadi memasuki hizbiyyah melalui pintu yang paling busuk. Adapun kedustaan-kedustaan yang dibikin-bikin oleh Luqman dan yang lainnya, mereka akan mereguk kepahitannya walaupun suatu saat nanti (bukan sekarang), karena sesungguhnya Alloh itu menunda tapi tidak mengabaikan. Maka janganlah kalian merasa futur (lemah semangat) karena kesabaran Alloh terhadap mereka. Dan kami berwasiat pada mereka untuk bertobat pada Alloh, karena tobat itu lebih baik daripada berlama-lama di dalam kebatilan.
(selesai perkataan beliau -hafizhahulloh-)
(teriring ungkapan syukur kepada Alloh ta'ala atas taufiq dan seluruh pertolongan-Nya pada kami semua. Tanpa-Nya tak mungkin seluruh kebaikan ini terwujud. Kemudian syukur kami kepada Akhuna Abu Saif Mufti Al Jombangi -hafizhahulloh- atas upayanya untuk mengembalikan problematika umat kepada Al Qur'an, dan As Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah, dan merujuk kepada nasihat para ulama yang didukung dengan hujjah, bukan dengan taqlid. Juga syukur kepada Al Ikhwah Abu Sholih Mushlih, Abu Yusuf Al Amboni dan Abu Dujanah Amin Al Amboni serta Abul Fida' Hisyam Al Malizi -hafizhahumulloh- atas seluruh bantuan yang mereka berikan. Jazahumullohu khoiron. Semoga jadi bagian dari amalan mereka yang sholih dan jihad fi sabilillah. (dari penerjemah))
(Naskah dengan bahasa Arob):
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن واله, أما بعد:
هذه الردود على لقمان باعبده – هداه الله- في احتقاراته على شيخنا يحيى بن علي الحجوري حفظه الله, كتبها الشيخ الفاضل الباحث أبو عبد الرحمن عبد الله بن أحمد الإرياني - حفظه الله- بطلب بعض الإخوة الإندونيسيين في ليلة الثلاثاء الموافق 18 ذو الحجة 1429 في زيارته دار الحديث بدماج. فجزاه الله خيرا ونسأل الله أن يبارك في علمه.
قال الشيخ عبد الله الإرياني - حفظه الله-:
1- قول لقمان: (مع أن هذين الشيخين (ابني مرعي) دَفعا عن منهج دعوة أهل السنة وضدّا أهل الباطل فوق مستوى العادة، ولهما أعداء من الصوفية والسرورية وغيرهم!!!),
هذا من "الغلو", فأين ردودهم المكتوبة, تجاه الحزبيين في فتنة أبي الحسن أو البكري وغيرهم من الذين بين أحوالهم مشايخ اليمن. بل كان يطلب الشيخ يحيى - حفظه الله- من عبد الرحمن بالعدني في مواطن كثيرة أن يتكلم في الذين يتشبعون به في الطعن في الدماج والشيخ يحيى - حفظه الله- فترة فتنة أبي الحسن- فإذا به يقف موقف المخذِّل.
والحاصل لا توجد مواقف ولا ردود (مشرفة) فضلا أن يقال "دَفعا عن منهج دعوة أهل السنة وضدّا أهل الباطل فوق مستوى العادة". فلعل هذا في تصور لقمان لعدم وجوده في الواقع.
2- قوله (إنما هم زملائي طلبة العلم في دماج ثم الآن أصبحوا مشايخ جدد...),
ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء, فالطالب التقي الزكي الحريص المجتهد يصير شيخا مع استمرار الطلب, أما مثل لقمان فهيهات!
فمن طلب العلا من غير كد === سيدركه إذا شاب الغراب
ثم سواء كانوا مشايخ أو طلاب علم سمهم ما شئت لكنهم لم يسكتوا عن حزبية عبد الرحمن وانحراف وتعصب أصحابه لأن ذلك واقع لا يمكن إنكاره.
3- قوله في البربهاري, يراجع مقدمة الردادي في التعليق على شرح السنة.
4- قضية بارويس, قد رد عليها في قضية نعمان الوتر أحد طلاب العلم بعنوان (القول الجلي في الرد على الوتر المفتري).
5- وذلك يدل على أن الحزبية الجديدة تسير على طريقة الحزبية القديمة وتتفرع من أهلها.
فتلك العصا من تلك العصية=== ولا تلد الحية إلا حوية
6- قول الشيخ محمد بن عبد الوهاب الوصابي وفقه الله: كذاب..., ليس في محله. وقد رد عليه شيخنا يحيى - حفظه الله- في أشرطته.
7- قولك (كلمة المشايخ في اليمن واحدة), نعم, واحدة على أن عبد الرحمن وقع في الأخطاء واختلفوا في تصنيف هذه الأخطاء لكن قد اشتهر عن الشيخ عبد العزيز البرعي - حفظه الله- أنه قال: لا ننكر على من قال إن عبد الرحمن العدني حزبي لأنه متبع لعالم.
ثم كلمتهم واحدة في أنهم لا يوافقون الشيخ محمدا على كلامه في الشيخ يحيى - حفظه الله-.
ثم كلمتهم واحدة كما في بيانهم الأول أن الشيخ يحيى يتكلم عن نصح وغيرة.
ثم نحن قد وجدنا من المتعصبين لعبد الرحمن العدني ما عرفناه من الحزبيات الماضية كقلب الحقائق والكذب والمكر والخداع والتلبيس وهذه من أركان الحزبية كما تعلمنا من الشيخ مقبل رحمه الله.
ووجدنا أيضا ولاء وبراء ضيقا مذموما وهذه هي الحزبية كما قال الشيخ مقبل رحمه الله.
فكون المشايخ - حفظهم الله تعالى- ما وجدوا الذي نعانيه ولم يتبين لهم حال الحزبيين الجدد, فسيتضح لهم إن شاء الله, وما شهدنا إلا بما علمنا.
ثم قد ذكر بعض المشايخ مؤخرا لبعض الزوار العدنيين أنها لولا أنها فتنة لقلنا إنها حزبية.
ثم هل عندكم استعداد على قبول كلام المشايخ إذا أفصحوا بأنها حزبية أن تتركوها وتتبرؤوا منها؟! أم أن منهجكم كمنهج عبد الرحمن العدني الذي يحقر من مشايخ اليمن ويزهّد فيهم ويقول أنه لا يوجد عنده استعداد لقبول بيانهم وكلامهم؟! أف لهذه التربية الحزبية.
وقد ذكر بعض مشايخ اليمن أن ظاهر صنيع المتعصبين سحب البساط من مشايخ السنة في اليمن, وإلغاء المرجعية عنهم, والله المستعان.
قلت (عبد الله): المتعصبون دخلوا الحزبية من أنتن أبوابها. وأما افتراءات لقمان وغيره فسيتجرعون مرارتها ولو بعد حين, فإن الله يمهل ولا يهمل فلا يغتروا بحلم الله عنهم فنوصيهم بالتوبة فهي خير لهم من التمادي في الباطل. (انتهى كلامه - حفظه الله-)
تعليق