• If this is your first visit, be sure to check out the FAQ by clicking the link above. You may have to register before you can post: click the register link above to proceed. To start viewing messages, select the forum that you want to visit from the selection below.

إعـــــــلان

تقليص
لا يوجد إعلان حتى الآن.

Tanggapan Asy Syaikh Yahya thd Bayan Masyayikh

تقليص
X
 
  • تصفية - فلترة
  • الوقت
  • عرض
إلغاء تحديد الكل
مشاركات جديدة

  • Tanggapan Asy Syaikh Yahya thd Bayan Masyayikh

    Syukur Dan Penjelasan
    Dari Asy Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuriy -semoga Alloh menjaga beliau-
    Terkait dengan Bayan Masyayikh
    (pertengahan bulan Dzul Hijjah 1434H)



    Diterjemahkan Oleh:
    Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Al Jawiy
    Semoga Alloh memaafkannya




    بسم الله الرحمن الرحيم
    الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أما بعد:
    Maka berikut ini adalah terjemah dari tanggapan Fadhilatusy Syaikh Al ‘Allamah Yahya bin Ali Al Hajuriy -semoga Alloh menjaga beliau- atas keluarnya bayan Masyayikh yang terkait dengan serangan rofidhoh terhadap Dammaj.

    Syukur dan Penjelasan Terhadap Kandungan Selebaran Masyayikh Yang Berisi Vonis Bahwasanya Hutsiy Itu Berbuat Zholim Dan Melampaui Batas

    بسم الله الرحمن الرحيم

    الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه، أما بعد:
    Bayan masyayikh tentang sikap melampaui batas dari rofidhoh terhadap Darul Hadits di Dammaj adalah penjelasan yang bagus dan patut disyukuri, kecuali dua kalimat di dalam bayan tersebut yaitu ucapan mereka:
    “Dan apa yang diserukan oleh Asy Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuriy terhadap Ahlussunnah di seluruh desa dan kota Yaman dengan ucapannya: “Barangsiapa mendapati seorang hutsiy hendaknya dia membunuhnya atau menawannya atau menangkapnya.” Itu bukanlah termasuk penyelesaian masalah.”
    Dan ucapan mereka –para masyayikh-:
    “Akan tetapi barangsiapa sanggup untuk pergi ke Dammaj untuk menolak kezholiman terhadap saudara-saudaranya hendaknya dia mengerjakannya.”
    Dalam rangka memperjelas apa yang kami serukan bahwasanya kami tidaklah mengucapkan seruan itu kecuali manakala sampai pada kami berita bahwasanya pimpinan hutsiyyun berkata: “Dammaj itu adalah pisau belati di punggungku.” Dan dia mengumpulkan para komandannya dan berkata: “Kami ingin ada yang memotong Dammaj.”
    Dan telah diketahui bersama bahwasanya hutsiy itu jahat, tidak bisa ditahan oleh agama ataupun rasa takut pada Alloh ataupun sikap waro’. Akan tetapi kondisi mereka itu seperti pepatah:
    “Ada di antara orang yang sangat jahat, akan tetapi jika dia mengetahui hukumannya, mengecillah kejahatannya.”
    “Dan kejahatan itu engkau menilainya sangat keras, sementara orang yang akalnya lemah tidak tahu apa yang membahayakannya.”
    Kami ini terzholimi, dan hutsiy mengulang-ulang pelanggarannya terhadap kami, dan mengulang-ulang merobek kehormatan kami untuk menjahati kami dengan melakukan pembunuhan, merampok, dan menghina.
    Orang-orang dapat hidup aman di Washington tapi mereka tak bisa hidup aman di Sho’dah –sebagaimana diketahui- dikarenakan kerasnya kezholiman dan kejahatan hutsiy.
    Contoh yang paling dekat tentang itu adalah apa yang dilakukannya di kota Baqim sebelah utara Sho’dah, yang mana hutsiy menyerang mereka dengan kekuatan berat dan ringan, dan mengusir mereka dalam keadaan mereka di antara maut dan kebinasaan. Hutsiy meruntuhkan masjid-masjid mereka, menghalalkan harta-harta mereka sampai-sampai merampas perhiasan para wanita, dan melakukan terhadap mereka bencana-bencana kemanusiaan yang tidak dilakukan oleh Shoddam Husain di Kuwait. Dan dia mengulang-ulang itu beberapa hari yang lewat di Munabbih, dan mengusir kabilah-kabilah Sho’dah yang mulia satu persatu yang menyelisihi dirinya, dia memperkeras cekikan dengan senjata-senjatanya sampai-sampai salah seorang dari mereka berangan-angan dapat mengeluarkan dirinya dengan selamat.
    Inilah yang menjadikan kami menyerukan apa yang kami serukan itu, dalam rangka membela dakwah kami dan jiwa kami, bersandarkan pada firman Alloh ta’ala:
    ﴿وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ * وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلَا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ * فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ * وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ﴾ [البقرة: 190-192].
    “Dan perangilah di jalan Alloh orang-orang yang memerangi kalian dan janganlah kalian melampaui batas, sesungguhnya Alloh tidak suka orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kalian mendapati mereka, dan keluarkanlah mereka dari mana mereka mengeluarkan kalian. An fitnah itu lebih keras daripada pembunuhan. Dan janganlah kalian memerangi mereka di sisi Masjidil Harom sampai mereka memerangi kalian di dalamnya. Jika mereka memerangi kalian maka bunuhlah mereka, demikianlah balasan orang-orang yang kafir. Jika mereka berhenti maka sesungguhnya Alloh itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka sampai tidak terjadi fitnah dan jadilah agama itu milik Alloh. Jika mereka berhenti maka tiada permusuhan kecuali terhadap orang-orang yang zholim.”
    Dan firman-Nya ta’ala:
    ﴿فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلًا * سَتَجِدُونَ آخَرِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَأْمَنُوكُمْ وَيَأْمَنُوا قَوْمَهُمْ كُلَّ مَا رُدُّوا إِلَى الْفِتْنَةِ أُرْكِسُوا فِيهَا فَإِنْ لَمْ يَعْتَزِلُوكُمْ وَيُلْقُوا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ وَيَكُفُّوا أَيْدِيَهُمْ فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأُولَئِكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا مُبِينًا﴾ [النساء:90-91].
    “Jika mereka menjauhi kalian lalu tidak memerangi kalian dan memberikan pada kalian perdamaian, maka Alloh tidak menjadikan untuk kalian jalan untuk memerangi mereka. Engkau akan mendapati orang-orang yang lain ingin untuk meminta keamanan dari kalian dan meminta keamanan dari kaum mereka, setiap kali mereka dikembalikan kepada fitnah merekapun berbalik ke dalam fitnah itu. Maka jika mereka tidak menghindarkan diri dari kalian dan tidak memberikan perdamaian dan tidak menahan tangan-tangan mereka maka tangkaplah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kalian mendapati mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang Alloh menjadikan untuk kalian argumentasi yang jelas terhadap mereka.”
    Ibnu Jarir dalam penjelasan firman Alloh ta’ala: “di mana saja kalian mendapati mereka” berkata: “Di mana saja kalian dapati prajurit mereka dan memungkinkan kalian untuk membunuh mereka.”
    Adapun ucapan: “Barangsiapa sanggup untuk pergi ke Dammaj untuk menolak kezholiman terhadap saudara-saudaranya hendaknya dia mengerjakannya” ini dalam kondisi sekarang ini adalah pengarahan pada sesuatu yang mustahil, karena hutsiy mengepung Dammaj, maka tidak mungkin orang-orang bisa sampai kepada kami sekalipun kami mengalami situasi paling genting. Maka itu terpaksa saudara-saudara kami di dua kabilah Hasyid dan Wailah dan yang lainnya –semoga Alloh mensyukuri mereka- mengepungnya agar dia mau membuka pengepungannya. Dan mereka menawan hutsiy sebagaimana dia menawan saudara-saudara mereka. Dan termasuk dari yang ditunjukkan oleh sabda Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wasallam- :
    «لا قَدَّسَ اللَّهُ أُمَّةً لا يَؤخَذ لضَعِيفُهَا حَقَّهُ مِنْ شَدِيدِهَا».
    “Alloh tidak mensucikan umat yang tidak mengambil hak orang yang lemah di kalangan mereka dari orang kuat di kalangan mereka.”
    Kesimpulannya adalah: orang yang menyelisihi jalan hutsiy itu tidak bisa untuk aman dari makarnya. Dan bahwasanya orang yang hutsiy mengajak berbasa-basi dengannya pada hari ini dengan bayaran dikorbankannya orang lain, hutsiy tak akan berbasa-basi dengannya besok. Dan jadilah sikap saling menelantarkan yang terjadi di kalangan muslimin di hadapan kejahatan hutsiy terhadap muslimin sepotong demi sepotong itu adalah bagaikan dalam pepatah:
    “Hanyalah engkau dimakan pada hari dimakannya sapi putih.”
    (catatan penerjemah –semoga Alloh memberinya taufiq-: maknanya adalah: sang musuh tak bisa mengalahkan muslimin jika mereka bersatu. Tapi manakala muslimin bisa diadu domba dan bersikap saling menelantarkan di hadapan musuhnya, maka berhasillah sang musuh menghancurkan muslimin satu persatu sampai berhasil menghancurkan kelompok yang terakhir. Lihat penjelasannya di “Majma’ul Amtsal” no. 81).
    Ini adalah sebagai penjelasan. Bersamaan dengan ini kami memberikan kabar gembira bagi orang yang melihat bahwasanya kami dengan pujian untuk Alloh ada dalam kemenangan yang agung dari Robb kami Yang Mahasuci. Dan kemuliaan itu kami dapati ditunjukkan oleh firman Alloh ta’ala:
    ﴿وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ﴾ [المنافقون:8]
    “Dan hanya milik Alloh sajalah kemuliaan, dan milik Rosul-Nya dan milik mukminin.”
    Dan firman-Nya:
    ﴿ذَلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ﴾ [الحج:60].
    “Yang demikian itu adalah barangsiapa membalas semisal dengan apa yang ditimpakan kepadanya lalu dia dizholimi, pastilah Alloh akan menolongnya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”
    Dan urusan mukmin itu dalam segala kondisi adalah baik, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam- :
    «عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إلا لِلْمُؤْمِنِ إن أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا له وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا له»
    “Sungguh mengagumkan urusan mukmin itu sesungguhnya perkaranya itu semuanya adalah baik. Dan yang demikian itu tidaklah kecuali untuk mukmin. Jika dia tertimpa kesenangan dia bersyukur, maka yang demikian itu baik untuknya. Dan jika dia tertimpa kesusahan dia bersabar, maka yang demikian itu baik untuknya.” Diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Shuhaib -rodhiyallohu ‘anhu-.
    Dan hanya dengan pertolongan Alloh sajalah taufiq itu.
    Ditulis oleh:
    Abu Abdirrohman Yahya bin Ali Al Hajuriy
    Malam Selasa 17 Dzul Hijjah 1434 H.
    (selesai penerjemahan dengan taufiq dari Alloh ta’ala semata).
يعمل...
X