Karakter Haddadiyyah
Dalam Diskusi Ilmiyyah
(Komentar terhadap isi Kitab “Aujuhusy Syibh Bainal Hadadiyyah wa
Bainar Rowafidh” dan Kitab “Manhajul Haddadiyyah” dan Ucapan Asy Syaikh Robi’ Al Madkholiy Pada Akhir Tahun 1432 H)
(Seri Dua)
Diperiksa Oleh:
Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hizam Al Fadhli Al Ba’daniy Al Yamaniy
Dan Fadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim bin Ahmad Al Umariy
Al Hajuriy Al Yamaniy
حفظهما الله ورعاهما
Penulis:
Abu Fairuz Abdurrohman Al Indonesiy
Al Qudsiy Aluth Thuriy
عفا الله عنه
ijk
Pengantar Seri Duaالحمد لله وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وآله أجمعين أما بعد:
Dengan pertolongan Alloh semata kami menyelesaikan seri dua dari terjemah risalah “Shifatul Haddadiyyah Fi Munaqosyatin ‘Ilmiyyah”. Isinya adalah pembahasan sifat ketiga dari Haddadiyyah, dan penjelasan secara ilmiyyah tentang bersihnya Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy dan yang bersama beliau dari sifat buruk tersebut, dan pembuktian kuat bahwa Mar’iyyah Barmakiyyah mereka itulah yang lebih pantas menjadi haddadiyyah dalam bab tersebut.
Perlu juga saya tegaskan bahwasanya perkataan yang batil haruslah dibantah, sama saja, dalam perkara aqidah, fiqh, akhlaq, ataupun yang lainnya, siapapun yang mengucapkannya. Tentu saja jika yang salah berbicara tadi adalah seorang ulama Ahlussunnah, maka dalam membantah kesalahannya tadi haruslah tetap disertai dengan adab-adabnya. Dan tidak pantas jika dikatakan bahwasanya orang yang membantah suatu kesalahan ulama itu berarti dia telah mencerca ulama tadi. Demikian pula bantahan ana terhadap Asy Syaikh Robi’ Al Madkholiy ini. Silakan rujuk kembali kitab yang sangat berharga: “Al Farqu Bainan Nashihat Wat Ta’yir” karya Al Imam Ibnu Rojab رحمه الله.
Dan silakan rujuk juga kitab "Ajwibatusy Syaikh Robi’ Al Madkholiy ‘An As'ilati Abi Rowahatil Manhajiyyah”.
Wallohu a’lam.