• If this is your first visit, be sure to check out the FAQ by clicking the link above. You may have to register before you can post: click the register link above to proceed. To start viewing messages, select the forum that you want to visit from the selection below.

إعـــــــلان

تقليص
لا يوجد إعلان حتى الآن.

Wahabi Baru

تقليص
X
 
  • تصفية - فلترة
  • الوقت
  • عرض
إلغاء تحديد الكل
مشاركات جديدة

  • Wahabi Baru

    Antara
    Ahlus Sunnah wal Jama'ah
    dan
    Wahhabiyyah
    Ditulis oleh:
    Abu 'Amr Ridwan bin Zaki Al-Ambuny
    Al-Indunisiy
    Darul Hadits Dammaj
    -harosahalloh-
    1432
    ijk
    إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ. وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
    قال الله تعالى:﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
    ﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
    ﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
    أما بعد,
    Sesungguhnya diantara musibah terbesar yang menimpa umat Islam adalah timbulnya perpecahan di antara mereka. Perpecahan seperti ini akan melemahkan kekuatan umat Islam, menyenangkan hati musuh-musuh Islam dan membuat peluang bagi mereka untuk mencabik-cabik persatuan umat Islam yang dengannya mereka dapat menjalankan misi mereka untuk memerangi umat Islam. Rasulullah r yang sangat menginginkan kebaikan kepada umatnya telah memperingatkan umatnya akan hal ini agar mereka menjauhinya sebagaimana sabda beliau r yang diriwayatkan oleh ‘Irbath bin Sariyah t:
    صَلَّى بِنَا رَسُولُ الله r ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ الله كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى الله وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ»
    “Pada suatu hari Rasulullah r shalat bersama kami kemudian beliau menghadap kami dan memberikan nasehat yang sangat bagus, berlinang dengannya air mata kami dan bergetar hati-hati kami. Maka seseorang berkata: "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan, maka apa yang Anda wasiatkan buat kami?" Maka beliau mengatakan: "Aku mewasiatkan kepada kalian dengan ketakwaan dan tunduk serta patuh walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba. Maka barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, niscaya dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Maka atas kalian sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin setelahku. Pegangilah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Hati-hatilah kalian dari perkara yang baru di dalam agama, karena setiap yang diada-adakan di dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”[1]

    Dalam hadits ini, Rasulullah r menerangkan tentang akan terjadinya perpecahan di antara umat ini. Setelah menjelaskan hal ini, beliau r tidak meninggalkan umatnya begitu saja, akan tetapi menerangkan kepada mereka jalan keluarnya. Barangsiapa mengambilnya, maka sungguh dia telah selamat dunia dan akhirat. Sebaliknya barangsiapa yang mengabaikannya, maka sungguh dia telah celaka dunia dan akhirat. Jalan keluar itu adalah berpegang teguh dengan Al-Qur’an serta As-Sunnah yang shohih dengan pemahaman Salaf.
    Realita membuktikan bahwa tidak ada satu golongan pun yang mengambil wasiat Alloh dan Rasul-Nya r ini sebagai pelita hidup mereka, kecuali Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari zaman para sahabat sampai hari kiamat kelak. Merekalah yang menyeru manusia untuk bersatu di bawah bendera Al-Kitab dan As-Sunnah dengan pemahaman Salaf dan memperingatkan manusia dari perpecahan. Adapun golongan-golongan selain mereka justru sebaliknya, mereka menyeru manusia kepada golongan mereka masing-masing –setiap golongan bangga terhadap apa-apa yang mereka serukan- Ikhwanul Muslimin menyeru kepada golongan dan pemahaman mereka. Firqoh Tabligh menyeru kepada golongan dan pemahaman mereka, begitu pula golongan-golongan yang lain.
    Al-‘Alim Al-Imam Robi’ bin Hadi –hafidzohulloh- berkata: ”Orang-orang kafir, Nashara dan Yahudi menginginkan kaum muslimin murtad dari agama mereka dan pada ahlul bid’ah bagian yang besar dari niat yang jelek ini. Begitu pula niat yang jelek bagi ahlul khoir. Maka dari sini, wajib bagi kita untuk sangat berhati-hati dari mereka."(Al-Mauqifus Shohih min Ahlil Bida’)
    Semua ini menunjukkan bahwa seluruh dakwah ahlul batil tidaklah dibangun di atas ilmu Kitab dan Sunnah begitu pula tidak di atas keikhlasan kepada Alloh sebagaimana yang Alloh perintahkan. Alloh -subhanahu wa ta'ala - berfirman:
    ﴿قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى الله عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ الله وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ﴾
    ”Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata. Maha suci Alloh, aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." [QS. Yusuf: 108]

    Oleh karena itu, ketika Ahlus Sunnah wal Jama’ah bangkit menyeru manusia agar kembali kepada ajaran Islam yang murni serta memperingatkan mereka dari golongan-gologan yang sesat baik dari kalangan orang-orang kafir ataupun ahlu bida’, mereka (golongan-golongan yang sesat) –ketika tidak memiliki hujjah untuk menghadapi Ahlus Sunnah wal Jama'ah– mulai membuat makar terhadap Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Salah satu bentuk makarnya adalahnya menjuluki Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan julukan-julukan yang tidak benar. Bahkan di antara mereka tidak segan-segan menghalalkan darah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Perkara ini bisa kita jumpai dalam kitab-kitab sejarah yang menjelaskan hal ini baik dahulu atau sekarang. Rasulullah r telah dituduh oleh kaum musrikin pada jaman beliau sebagai tukang sihir, orang gila, orang yang celaka dan lain-lain. Bahkan mereka berencana untuk membunuh beliau. Akan tetapi Alloh Robb semesta alam senantiasa menjaga beliau sehingga beliau meninggalkan dunia ini setelah Alloh sempurnakan dengan beliau agama Islam. Alloh ta'ala berfirman:
    ﴿وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ الله وَالله خَيْرُ الْمَاكِرِينَ﴾
    "Ingatlah, ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkap, membunuh atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Alloh menggagalkan tipu daya itu. Alloh Sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Al-Anfal: 30)

    Begitu pula orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah r akan diuji sebagai mana diujinya Rasulullah r. Semua ini agar Alloh menempatkan siapakah di antara mereka yang betul-betul yakin bersabar di atas jalan yang ditempuh Rasulullah r dan siapa yang tidak demikian halnya. Oleh karena itu, wajib bagi setiap Ahlus Sunnah wal Jama'ah untuk tetap kokoh dalam berjalan di atas jalannya Rasulullah r sampai bertemu dengan Alloh.
    Sebagaimana telah lewat bahwa salah satu upaya musuh-musuh Sunnah dalam memerangi Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah dengan menjuluki mereka dengan julukan-julukan yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik pada jaman dahulu atapun sekarang. Diantara julukan-julukan yang mereka lemparkan terhadap Ahlus Sunnah wal Jama'ah pada akhir-akhir ini adalah apa yang kita dengar dengan sebutan Wahhabiyah. Bahkan siapa saja yang mereka lihat mulai berpegang teguh dengan Sunnah, mereka juluki sebagai Wahhabiy, nisbah kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al-Najdiy. Hal itu dikarenakan, mereka menuduh bahwa dakwah beliau adalah dakwah garis keras, menghalalkan darah kaum muslimin dan lain-lain. Bahkan beliau dituduh semasa hayatnya sebagai penerus dakwah kelompok Wahhabiyah (salah satu kelompok Khawarij yang muncul di Maghrib pada tahun 171 H). Oleh karena itu, setiap yang datang setelah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab kemudian mendakwahkan kepada tauhid dan Sunnah serta membasmi kesyirikan, kebida’han, khurafat dan kemungkaran-kemungkaran yang lain, mereka menuduhnya sebagai pengekor beliau. Alloh Ta'ala berfirman:
    ﴿مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا﴾
    "Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Mereka tidak mengatakan (sesuatu), kecuali kedustaan." (QS. Al-Kahfi: 5)

    Semua ini mereka lakukan dalam rangka menjauhkan manusia dari berpegang teguh dengan Sunnah Nabi r. Wala haula wala quwwata illa billah.
    Melihat kenyataan yang ada, maka Ahlus Sunnah wal Jama'ah bangkit menjelaskan kepada manusia tentang makar musuh-musuh Sunnah ini, baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga Alloh ta'ala membuka hati-hati manusia terutama umat Islam kepada kebenaran dan menimpakan atas musuh-musuh Sunnah kehinaan di atas kehinaan. Alloh ta'ala berfirman:
    ﴿إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ﴾
    "Sesungguhnya orang-orang yang menentang Alloh dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina." (QS. Al-Mujadalah: 20)

    Adapun tulisan ini, maka tidak lain sekedar salah satu bentuk peran serta terhadap yang telah dijelaskan Ahlus Sunnah wal Jama'ah tentang permasalahan ini. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi penulisnya dan pembaca sekalian dan mudah-mudahan Alloh menjadikan kita sebagai pembela Sunnah Rosul-Nya.

    PENULIS
    Abu 'Amr Ridwan bin Zaki Al-Ambuniy Al-Indunisiy
    Dammaj, 7 Sya'ban 1432 H

    [1] HR. Abu Dawud (4607) dan dihasankan oleh Syeikh Muqbil dalam As-Shahih Al-Musnad (2/21).
    الملفات المرفقة
يعمل...
X