ترجمة رسالة
مَن إمام بُنجول؟
لأبي أحمد محمد بن سليم الأندونيسي اللِّمبوري
إلى اللغة الأندونيسية
TUANKU IMAM BONJOL
TELADAN UMAT DAN PAHLAWAN NASIONAL
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Andunisy Al-Limbory
-Semoga Allah menjaganya dan melindunginya-
بسم الله الرحمن الرحيم
مَن إمام بُنجول؟
كتبه:
أبو أحمد محمد بن سليم الأندونيسي اللمبوري
-حفظه الله ورعاه-
[1] Wahhaby adalah julukan jelek yang dituduhkan oleh kaum adat (sufiisme) terhadapAhlussunnah wal Jama’ah, mereka beranggapan bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah yang dakwahnya tersebar di Tanah Air Indonesia mulai dari zaman Tuanku Imam Bonjol –semoga Allah merahamtinya- sampai pada zaman ini tidak lain bersumber dari dakwah Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdy –semoga Allah merahmatinya-.
[2] Ringkasan tentang kisah Imam Bonjol –semoga Allah merahmatinya- ini terdapat pula di situs (www.aloloom.net) dan di dalam tulisan kami:
العقيدة السليمة على الأصول الستة العظيمة[3] Penisabatan bahwa Imam Bonjol (Asy-Syaikh Syarif bin Bayanuddin) *–semoga Allah merahmatinya- adalah muridnya Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab –semoga Allah merahmatinya- ini perlu ditinjau lagi, karena jarak kelahiran keduanya sangat jauh. Namun yang lebih mendekati kebenaran Imam Bonjol Syarif bin Bayanuddin belajar agama dengan murid-murid Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab *–semoga Allah merahmati mereka semuanya-.
[4] Beliau –semoga Allah merahmatinya- ditawan dan dibawa kebeberapa daerah di wilayah Nusantara, beliau –semoga Allah merahmatinya- dibawa ke Ambon dan Manado, beliau –semoga Allah merahmatinya- terus ditawan hingga sampai akhir hayatnya –semoga Allah merahmatinya dan semoga Allah memunculkan generasi baru sebagai pengganti dan penerus perjuangannya di bumi Nusantara Tanah Airku-. [5] Setelah kota santri dan pasukan Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol *–semoga Allah merahmati mereka- berhasil diruntuhkan oleh kaum Adat (Shufiisme) dan penjajah kafir-Belanda maka muncullah adat istiadat dan ajaran-ajaran yang semakin aneh, yang awalnya kaum muslimin berbusana muslim dan tampak ciri khas yang islami, yang para laki-laki; berjubah, bersurban, memelihara jenggot dan berpakaian di atas mata kaki, para wanita berjilbab hitam dan bercadar tiba-tiba berubah total, keadaan berubah kembali seperti zaman sebelum adanya dakwah Imam Bonjol –semoga Allah merahmatinya-, kota santri yang semarak dengan dakwah dirubah menjadi kota yang terjajah, pendidikan di pesantren dirubah menjadi pendidikan yang kebarat-baratan yang pada akhirnya ajaran Islam yang murni terkikis –hanya kepada Allah kami memohon keselamatan-.